SEJARAH SINGKAT ANGKATAN UDARA

Angkatan Udara merupakan bagian integral dari Tentara Nasional Indonesia sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Professional yang bertugas pokok menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Angkatan Udara bagi sebuah Negara yang besar dan luas sangat didambakan oleh para pendiri Republik Indonesia, terbuktinya dengan keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD. Tahun 1946, tanggal 9 April 1946 yang mengesahkan berdirinya Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara dan mengangkat Komodor Raden Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala Staf Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara. Beliaulah pemimpin pertama Angkatan Udara yang kemudian dinobatkan sebagai Bapak Angkatan Udara Republik Indonesia.

Selanjutnya tanggal 9 April setiap tahun, diperingati sebagai hari bersejarah dengan sebutan yang berbeda, sebagai Hari pengesahan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara, Hari Jadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara, Hari Ulang Tahun Angkatan Udara Republik Indonesia, Hari Jadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Hari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan bahkan pernah diperingati sebagai Hari Penerbangan Nasional.

Guna menghindari kerancuan dengan kelahiran Tentara Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober, dan agar semangat juang seluruh personel beserta Keluarga Besar Angkatan Udara tetap termotivasi, maka sejak tahun 2004, tanggal 9 April diperingati Hari Angkatan Udara atau Air Force Day.

Awalnya kekuatan Angkatan Udara bertumpu kepada pesawat-pesawat peninggalan penjajah seperti pesawat latih (Nishikoreng, Cukiu, Cureng), pesawat pemburu (Hayabusha dan Sansikisin), pesawat pembom (Guntai dan Sakai), pesawat pengintai (Nakajima) dan lain sebagainya yang kemudian digunakan para polopor dan pendahulu Angkatan Udara berjuang untuk melawan penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia. Dengan pesawat-pesawat itu pula para pemuda Indonesia dididik dan dilatih menjadi penerbang untuk menjadi tulang punggung Angkatan Udara. Penerbangan pertama kali berhasil dilakukukan oleh A. Adisutjipto yang dibantu oleh ahli teknik Basyir Surja pada tanggal 27 Oktober 1945 pukul 10.00 dengan menggunakan pesawat Cureng

Dengan terbangnya pesawat yang diawaki oleh pemuda Indonesia maka dibentuklah Sekolah Penerbang Maguwo yang merupakan penggabungan antara Sekolah Penerbangan pertama yaitu Sekolah Penerbangan di Bugis dan Sekolah Penerbangan di Maguwo Yogyakarta. Para siswa-siswa Sekolah Penerbangan ini menggunakan pesawat bersayap dua “Cureng” buatan Jepang pada tahun 1933 yang sudah mengalami perbaikan dan perombakan.

Saat ini Angkatan Udara dipimpin Marsekal TNI Herman Prayitno selaku Kepala Staf Angkatan Udara yang ke-16 dalam membina kesiapan operasional matra udara yang terstruktur dalam organisasi Markas Besar Angkatan Udara dengan Badan Pelaksana Pusat, Komando Pertahanan Udara Nasional, Komando Operasi I dan II, Komando Pemeliharaan Materiel, Komando Pendidikan dan Korp Pasukan Khas Angkatan Udara.

Sebagai satu sistim senjata udara dengan motto “Swa Bhuawana Paksa” yang berarti “ Sayap Tanah Air”, Angkatan Udara dilengkapi bebrbagai alat utama yang diawaki para professional sebagai ujung tombak kekuatan berupa :

· 16 Skadron Udara

· 20 Satuan Radar

· 9 Pangkalan Induk sekaligus sebagai Pangkalan Operasi

· 32 Pangkalan Operasi

· 7 Skadron Teknik

· 23 Satuan Pemeliharaan

· 6 Skadron dan 8 Satuan setingkat Skadron Pasukan Khas

· 24 Rumah Sakit dan Lembaga Kesehatan, serta

· 28 Skadron dan Lembaga Pendidikan

0 comments: